Fenomena Iklim El Nino diperkirakan akan tiba awal tahun 2024 yang akan berdampak pada banjir di wilayah Amerika Selatan dan kekeringan di kawasan Asia Tenggara.
El Nino ditandai kenaikan suhu muka laut di kawasan Pasifik Timur dan Tengah yang bergerak ke selatan Amerika. Disana tingginya suhu air akan mempercepat terjadinya penumpukan awan dan menyebabkan curah hujan tinggi. Sebaliknya di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan perubahan suhu laut berdampak mengurangi curah hujan dan memicu kekeringan.
Efek dari El Nino ini berlawanan dengan fenomena La Nina yang muncul sekitar 4 sampai 5 tahun sekali. Pada tahun 2019 lalu fenomena El Nino menyebabkan kekeringan dan kebakaran hutan di kawasan Asia Tenggara.
Dalam sebuah riset untuk jurnal ilmiah Science, ilmuwan mencatat kerugian ekonomi global akibat musim El Nino tahun 1997-1998 mendapat 5,7 trilliun dollar AS. Pada saat itu negara kita Indonesia dilanda kebakaran ekstrem .