Bawang daun adalah salah satu jenis bawang yang sering digunakan dalam masakan Asia, terutama di Indonesia. Dalam bahasa Inggris, bawang daun dikenal sebagai green onion, spring onion, atau scallion. Bawang daun memiliki batang hijau panjang dengan umbi kecil di bagian bawah.
Ciri-ciri bawang daun:
- Daun: Berwarna hijau terang, berbentuk silindris, dan berongga.
- Rasa: Cenderung lebih ringan dibandingkan bawang merah atau bawang putih, dengan aroma yang segar.
- Pemakaian: Biasa digunakan sebagai taburan pada sup, mie, telur dadar, atau bahan campuran sambal dan tumisan.
Jenis-jenis bawang daun:
- Bawang daun kecil: Memiliki batang lebih kecil, biasanya digunakan untuk taburan.
- Bawang daun besar: Daunnya lebih lebar, sering digunakan untuk tumisan atau sebagai bahan masakan utama.
Bawang daun mudah ditanam di dataran tinggi dan membutuhkan tanah yang subur serta cukup air.
Jenis bawang daun yang banyak dibudidayakan di Indonesia dan beberapa negara lain terutama adalah Allium fistulosum, dikenal sebagai bawang daun besar atau welsh onion. Jenis ini lebih tahan terhadap iklim tropis dan menghasilkan daun yang besar dan tebal, sehingga lebih disukai untuk keperluan kuliner. Berikut penjelasan mengenai dua jenis utama bawang daun yang sering dibudidayakan:
1. Bawang Daun Kecil
- Nama ilmiah: Allium schoenoprasum
- Ciri-ciri:
- Daunnya lebih kecil, tipis, dan pendek.
- Memiliki rasa yang lebih lembut dan ringan.
- Penggunaan:
- Umumnya untuk taburan, seperti pada mie ayam, bubur, atau sup.
- Keunggulan:
- Cepat tumbuh dan cocok di berbagai kondisi lahan.
2. Bawang Daun Besar (Allium fistulosum)
- Ciri-ciri:
- Daun besar, panjang, dan tebal.
- Umbinya kecil dan tidak membentuk bulatan seperti bawang merah atau bawang putih.
- Penggunaan:
- Cocok untuk tumisan, sup, dan masakan utama.
- Keunggulan:
- Tahan terhadap cuaca tropis.
- Produksi daun lebih banyak sehingga cocok untuk skala agribisnis.
Lokasi Budidaya Favorit
Bawang daun umumnya dibudidayakan di daerah dataran tinggi dengan suhu sejuk, seperti:
- Jawa Barat (misalnya di Lembang dan Pangalengan).
- Sumatera Utara (Berastagi).
- Bali dan beberapa daerah pegunungan di Sulawesi.
Budidaya bawang daun besar lebih banyak dilakukan karena permintaan pasarnya lebih tinggi untuk keperluan industri makanan dan restoran.
Berikut adalah langkah-langkah cara budidaya bawang daun yang efektif:
1. Persiapan Lahan
- Lokasi: Pilih lokasi di dataran tinggi dengan suhu 18–25°C.
- Jenis tanah: Subur, gembur, kaya humus, dan pH 6–7.
- Pengolahan:
- Cangkul tanah hingga gembur.
- Buat bedengan setinggi 20–30 cm dengan lebar 100 cm dan jarak antarbedengan 30 cm.
- Tambahkan pupuk kandang atau kompos sebanyak 15–20 ton/ha.
2. Pemilihan Benih
- Gunakan benih bawang daun berkualitas, misalnya varietas Allium fistulosum.
- Pastikan benih berasal dari tanaman induk sehat, bebas penyakit, dan memiliki daya tumbuh tinggi.
3. Penyemaian Benih
- Buat persemaian di lahan khusus atau dalam baki semai.
- Campur tanah dengan kompos dalam persemaian.
- Tanam benih dengan jarak 5 cm, tutupi tipis dengan tanah, dan siram secara rutin.
- Pindahkan bibit ke lahan utama setelah berumur 4–6 minggu atau tinggi mencapai 15–20 cm.
4. Penanaman di Lahan
- Buat lubang tanam di bedengan dengan jarak 15–20 cm antar tanaman.
- Tanam bibit dengan kedalaman 5 cm.
- Siram segera setelah penanaman untuk menjaga kelembapan.
5. Pemeliharaan
- Penyiraman: Siram tanaman 1–2 kali sehari, terutama di musim kemarau.
- Pemupukan:
- Berikan pupuk NPK atau urea pada minggu ke-3 setelah tanam.
- Ulangi pemupukan setiap 2–3 minggu.
- Penyiangan: Bersihkan gulma di sekitar tanaman agar tidak bersaing dengan bawang daun.
- Pengendalian hama dan penyakit:
- Waspadai hama seperti ulat daun dan penyakit busuk daun.
- Semprot dengan pestisida organik jika diperlukan.
6. Panen
- Bawang daun siap dipanen setelah 60–75 hari sejak tanam (daunnya tebal dan panjang).
- Cabut tanaman secara perlahan agar akar tidak rusak.
- Bersihkan tanah yang menempel pada akar, kemudian ikat per 1 kg untuk memudahkan penjualan.
Tips Tambahan:
- Hindari genangan air untuk mencegah penyakit akar.
- Rotasikan tanaman untuk menjaga kesuburan tanah.
Dengan teknik yang baik, hasil panen bawang daun bisa mencapai 15–20 ton per hektar.
Ya, budidaya bawang daun di polybag sangat memungkinkan dan cocok dilakukan di area dengan lahan terbatas, seperti pekarangan rumah atau perkotaan. Berikut adalah langkah-langkah budidaya bawang daun di polybag:
1. Persiapan Media Tanam
- Polybag: Gunakan polybag ukuran 30 cm x 30 cm atau pot sejenis. Pastikan ada lubang drainase di bagian bawah.
- Media tanam: Campurkan tanah, pupuk kandang/kompos, dan sekam padi dengan perbandingan 2:1:1.
- Sterilisasi: Jika menggunakan tanah dari kebun, sterilkan dengan menjemur di bawah sinar matahari selama 2–3 hari.
2. Pemilihan Bibit
- Pilih bibit bawang daun dari jenis unggul (seperti Allium fistulosum).
- Anda bisa menggunakan benih dari toko pertanian atau mengambil anakan bawang daun yang sehat dari kebun.
3. Penyemaian Bibit
- Jika menggunakan benih, lakukan penyemaian terlebih dahulu:
- Taburkan benih ke dalam wadah berisi media tanam.
- Tutupi tipis dengan tanah dan siram secara merata.
- Pindahkan ke polybag setelah bibit berumur 3–4 minggu atau memiliki 2–3 helai daun.
4. Penanaman
- Isi polybag dengan media tanam hingga hampir penuh.
- Buat lubang tanam sedalam 5 cm.
- Tanam bibit bawang daun (1–3 bibit per polybag), lalu tutup akar dengan tanah.
- Siram secukupnya hingga media lembap.
5. Pemeliharaan
- Penyiraman:
- Lakukan penyiraman 1–2 kali sehari (pagi dan sore).
- Hindari penyiraman berlebihan agar tidak terjadi genangan.
- Pemupukan:
- Tambahkan pupuk cair organik atau pupuk NPK (10–15 g per polybag) setiap 2 minggu.
- Penyiangan:
- Bersihkan gulma yang tumbuh di sekitar polybag.
- Pengendalian Hama dan Penyakit:
- Waspadai ulat daun dan bercak daun. Gunakan pestisida organik jika diperlukan.
6. Panen
- Bawang daun siap dipanen setelah 60–70 hari.
- Cabut tanaman dengan hati-hati agar tidak merusak akar.
- Untuk pemanenan berkelanjutan, potong daun bagian atas (tinggalkan pangkal sekitar 2–3 cm) sehingga tanaman bisa tumbuh kembali.
Keuntungan Budidaya di Polybag
- Tidak membutuhkan lahan luas.
- Mudah dipindahkan dan dikontrol.
- Cocok untuk kebutuhan rumah tangga atau skala kecil.
Dengan perawatan rutin, bawang daun di polybag bisa memberikan hasil yang baik, bahkan hingga beberapa kali panen per tanaman.
Dalam budidaya bawang daun, ada beberapa permasalahan umum yang sering ditemui oleh petani. Berikut adalah masalah-masalah tersebut dan cara mengatasinya:
1. Hama
- Ulat daun: Menyerang daun bawang dan menyebabkan lubang atau daun berlubang.
Solusi:- Lakukan pengendalian manual (ambil ulat secara langsung).
- Semprotkan pestisida organik atau kimia sesuai dosis.
- Thrips: Serangga kecil yang menyebabkan daun menguning dan kering.
Solusi:- Gunakan perangkap lem kuning untuk menangkap thrips.
- Semprotkan insektisida berbahan aktif abamektin jika serangan berat.
2. Penyakit
- Penyakit busuk daun (Alternaria porri): Disebabkan oleh jamur, ditandai dengan bercak cokelat hingga hitam pada daun.
Solusi:- Pastikan tanaman tidak terkena genangan air.
- Semprotkan fungisida berbahan aktif mankozeb atau klorotalonil.
- Layu Fusarium: Menyebabkan tanaman layu dan mati, biasanya terjadi akibat infeksi di akar.
Solusi:- Gunakan tanah yang steril dan hindari genangan air.
- Lakukan rotasi tanaman untuk memutus siklus penyakit.
3. Masalah Lingkungan
- Curah hujan tinggi: Genangan air dapat memicu busuk akar dan penyakit lainnya.
Solusi:- Pastikan drainase lahan baik.
- Gunakan mulsa plastik untuk melindungi tanaman dari hujan langsung.
- Kekeringan: Kurangnya air menyebabkan pertumbuhan terhambat dan daun menjadi kering.
Solusi:- Lakukan penyiraman secara teratur, terutama pada musim kemarau.
4. Masalah Pemupukan
- Kekurangan nutrisi: Daun menjadi kuning pucat, pertumbuhan lambat.
Solusi:- Tambahkan pupuk nitrogen (urea) secara teratur sesuai dosis.
- Gunakan pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah.
- Pemupukan berlebihan: Tanaman bisa layu atau daun terbakar karena kelebihan pupuk kimia.
Solusi:- Gunakan pupuk sesuai anjuran dan hindari dosis berlebih.
5. Serangan Gulma
Gulma yang tumbuh di sekitar bawang daun dapat bersaing dengan tanaman dalam hal nutrisi dan air.
Solusi:
- Lakukan penyiangan rutin setiap 2–3 minggu.
- Gunakan mulsa untuk mencegah pertumbuhan gulma.
6. Kualitas Bibit
- Bibit tidak sehat: Bibit yang terinfeksi penyakit atau tidak berkualitas akan menghasilkan pertumbuhan yang buruk.
Solusi:- Pilih bibit unggul yang bebas penyakit.
- Lakukan penyemaian di tempat steril.
7. Produksi Tidak Maksimal
- Daun kecil atau tipis: Disebabkan oleh kurangnya sinar matahari atau pupuk.
Solusi:- Pastikan tanaman mendapatkan cukup cahaya matahari.
- Tambahkan pupuk kandang atau NPK dengan dosis yang tepat.
Dengan pengelolaan yang baik, permasalahan dalam budidaya bawang daun dapat diminimalkan sehingga hasil panen tetap optimal.