KKP Dorong Perlindungan Ekosistem Laut & Pesisir di Luar Kawasan Koservasi

Avatar photo

- Jurnalis

Senin, 17 Maret 2025 - 07:38 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memperkuat komitmennya dalam memperluas kawasan konservasi perairan sebagai bagian dari strategi Ekonomi Biru. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah mendorong implementasi Other Effective Area-Based Conservation Measures (OECM) kepada para pemangku kepentingan di daerah guna mengidentifikasi dan memvalidasi wilayah potensial yang dapat dikategorikan sebagai OECM.

 

Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut, Kusdiantoro, menegaskan bahwa perluasan kawasan konservasi merupakan bagian dari kebijakan Ekonomi Biru yang selaras dengan Asta Cita ke-2 serta tertuang dalam RPJMN yang ditetapkan melalui Perpres Nomor 12 Tahun 2025.

 

“Dalam konteks ini, OECM menghubungkan program prioritas pertama (perluasan kawasan konservasi laut) dan keempat (penataan ruang laut) melalui optimalisasi alokasi ruang secara terintegrasi. Dengan mengacu pada RPP Konservasi Sumber Daya Ikan, Kawasan Berdampak Konservasi menjadi acuan utama dalam implementasi OECM di Indonesia,” ujar Kusdiantoro.

 

Direktur Konservasi Ekosistem dan Biota Perairan (KEBP), Firdaus Agung, menjelaskan OECM merupakan pendekatan konservasi yang bersifat partisipatif dan inklusif, memungkinkan perlindungan ekosistem perairan di wilayah non-kawasan konservasi. Konsep ini diterapkan di area yang tidak ditetapkan sebagai kawasan konservasi tetapi dikelola sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat konservasi secara efektif dan berkelanjutan.

Baca Juga :  Pelantikan 6 Pejabat Fungsional di Lingkungan Perwakilan Kemendugbangga/BKKBN Jawa Barat

“Melalui keterlibatan berbagai pihak, seperti pemerintah, perguruan tinggi, lembaga riset, sektor swasta, serta masyarakat, OECM menjadi pendekatan strategis untuk memperluas cakupan perlindungan laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil. Selain itu, pendekatan ini juga menjaga nilai ekologis, sosial, ekonomi, dan budaya dengan prinsip inklusif dan kolaboratif. OECM memberikan peluang bagi masyarakat adat, sektor swasta, dan pemerintah daerah untuk berpartisipasi aktif dalam upaya perlindungan laut,” kata Firdaus.

 

Firdaus menambahkan bahwa pendekatan OECM akan melengkapi upaya konservasi yang telah ada dan menjadi instrumen penting dalam pencapaian target global Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework (KMGBF), yang menargetkan konservasi 30% wilayah perairan Indonesia pada tahun 2045 (30×45).

 

Di kesempatan yang sama, Vice President Rare, Hari Kushardanto, menekankan bahwa OECM membangun konservasi yang inklusif, di mana masyarakat diberdayakan untuk berperan aktif dalam melindungi sumber daya pesisir dan perikanan, sekaligus memastikan manfaat konservasi didistribusikan secara adil.

Baca Juga :  Perubahan RUU Keimigrasian, Wujud Optimalisasi Penegakan Kedaulatan atas Wilayah NKRI

 

“Bagi pemerintah, OECM juga berperan dalam memperkuat tata kelola sumber daya pesisir dan perikanan, meningkatkan ketangguhan pesisir, memperkuat ketahanan pangan, serta mengurangi kemiskinan,” ujar Hari.

 

Hal ini disampaikan pada Focus Group Discussion (FGD) yang digelar pada 12 Maret di Manado. Kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama KKP dengan berbagai mitra konservasi, antara lain WWF, Coral Triangle Center (CTC), Rare, Yayasan Pesisir Lestari (YPL), Konservasi Indonesia, dan Rekam Nusantara Foundation.

 

Sejalan dengan kebijakan yang ditegaskan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, dalam berbagai forum global, konservasi laut menjadi salah satu strategi utama Indonesia dalam memulihkan ekosistem perairan. Melalui pendekatan ini, diharapkan lahir pusat-pusat ekonomi baru berbasis pengelolaan kawasan konservasi perairan yang berkelanjutan.

Follow WhatsApp Channel klopakindonesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kunjungi Kampung KB Camperenik, Menteri Wihaji Minta TPK Pastikan MBG Tepat Sasaran
Wakil Indonesia Raih 7 Perak di Ajang Tata Boga Internasional
LKS Dikmen ke-33 Resmi Dibuka: Cetak Talenta Unggul, Siapkan Generasi Indonesia Emas 2045
Mengapa Kamboja dan Thailand Kembali Terlibat Konflik Bersenjata
Kamboja dan Thailand Capai Gencatan Senjata Tanpa Syarat, Efektif 28 Juli 2025
Isyana Pastikan 18 Ribu Penyuluh KB Jadi Garda Terdepan Kawal Program Prioritas Pemerintah
DP3AKB Jabar Raih Rekor MURI untuk Permainan Anak Tradisional Berkebaya
Arifah Fauzi: HAN 2025 Tak Lagi Terpusat, Wagub Jabar: HAN Momentum Refleksi Lindungi Anak

Berita Terkait

Selasa, 29 Juli 2025 - 11:58 WIB

Kunjungi Kampung KB Camperenik, Menteri Wihaji Minta TPK Pastikan MBG Tepat Sasaran

Selasa, 29 Juli 2025 - 10:11 WIB

Wakil Indonesia Raih 7 Perak di Ajang Tata Boga Internasional

Selasa, 29 Juli 2025 - 10:06 WIB

LKS Dikmen ke-33 Resmi Dibuka: Cetak Talenta Unggul, Siapkan Generasi Indonesia Emas 2045

Senin, 28 Juli 2025 - 20:49 WIB

Mengapa Kamboja dan Thailand Kembali Terlibat Konflik Bersenjata

Senin, 28 Juli 2025 - 20:36 WIB

Kamboja dan Thailand Capai Gencatan Senjata Tanpa Syarat, Efektif 28 Juli 2025

Berita Terbaru