Kasus keracunan akibat program Makanan Bergizi Gratis (MBG) baru-baru ini kembali terjadi dan menyedot perhatian publik. Sejumlah siswa sekolah dasar hingga menengah di Kabupaten Bandung Barat dilaporkan mengalami gejala mual, muntah, dan diare setelah mengonsumsi makanan dari program tersebut.
Kejadian ini bukan yang pertama, sehingga menimbulkan kekhawatiran masyarakat mengenai kualitas dan keamanan makanan yang disajikan. Dugaan kuat, keracunan disebabkan oleh makanan yang sudah tidak layak konsumsi atau basi akibat penyimpanan maupun distribusi yang kurang higienis.
Makanan basi memang menjadi salah satu penyebab utama keracunan massal. Anak-anak dan remaja termasuk kelompok paling rentan karena daya tahan tubuh mereka lebih lemah dibanding orang dewasa. Oleh karena itu, memahami penyebab keracunan dari makanan basi menjadi langkah penting agar kasus serupa tidak terus berulang.
Penyebab Keracunan dari Makanan Basi
1. Pertumbuhan Bakteri Berbahaya
Makanan yang sudah basi menjadi tempat ideal bagi bakteri berkembang biak. Beberapa di antaranya adalah:
- Salmonella, banyak ditemukan pada daging, telur, atau produk susu yang tidak segar.
- Escherichia coli (E. coli), bisa tumbuh di makanan yang dibiarkan terlalu lama pada suhu ruang.
- Clostridium perfringens, sering berkembang di makanan daging atau berkuah.
- Staphylococcus aureus, menghasilkan racun berbahaya meskipun makanan dipanaskan kembali.
2. Racun yang Dihasilkan Bakteri
Beberapa bakteri menghasilkan racun yang berbahaya bagi tubuh. Contoh paling ekstrem adalah Clostridium botulinum, yang dapat berkembang dalam makanan kaleng atau kemasan kedap udara yang rusak. Racun ini dapat menimbulkan keracunan parah bahkan kematian.
3. Jamur pada Makanan
Makanan basi kerap ditumbuhi jamur atau kapang yang menghasilkan mikotoksin, zat beracun yang bisa merusak organ hati dan ginjal. Contoh umum terlihat pada roti, kacang, atau biji-bijian yang sudah lama disimpan.
4. Penyimpanan yang Salah
Kesalahan dalam penyimpanan makanan juga mempercepat pembusukan, seperti:
- Tidak mendinginkan makanan di bawah 5°C.
- Membiarkan makanan matang terlalu lama di suhu ruang.
- Menggunakan wadah yang tidak bersih atau terbuka.
5. Kandungan Nutrisi Tinggi
Makanan berprotein tinggi seperti daging, ikan, telur, susu, dan olahannya lebih cepat basi jika tidak ditangani dengan benar. Inilah sebabnya makanan jenis ini sering menjadi penyebab utama keracunan massal.
6. Kontaminasi Silang
Kontaminasi silang terjadi ketika makanan matang bersentuhan dengan makanan mentah atau peralatan yang tidak higienis. Hal ini dapat mempercepat pertumbuhan bakteri penyebab keracunan.
Cara Mencegah Keracunan Makanan Basi
Untuk mencegah keracunan akibat makanan basi, beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah:
- Simpan makanan di kulkas bila tidak langsung dikonsumsi.
- Gunakan wadah kedap udara dan bersih.
- Jangan konsumsi makanan yang berbau asam, berubah warna, atau berjamur.
- Panaskan makanan hingga matang sempurna sebelum dikonsumsi.
- Selalu cuci tangan dan peralatan masak sebelum digunakan.
Kesimpulan
Maraknya kasus keracunan MBG yang menimpa para siswa menjadi peringatan serius bahwa aspek kebersihan dan keamanan makanan tidak boleh diabaikan. Makanan basi terbukti bisa menjadi sarang bakteri, jamur, hingga racun berbahaya yang mengancam kesehatan.
Lebih baik membuang makanan yang sudah tidak layak konsumsi daripada mengambil risiko kesehatan yang bisa berujung fatal. Dengan pengawasan ketat, penyimpanan yang benar, dan kebiasaan menjaga kebersihan, kasus keracunan massal akibat makanan basi dapat diminimalisir.