Ikan Mujair

Avatar photo

- Jurnalis

Sabtu, 24 Desember 2022 - 23:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ikan mujair dapat digolongkan menjadi beberapa jenis berbeda, yaitu mujair merah, mujair biasa, dan mujair albino. Sedangkan berdasarkan warna sisiknya, ikan ini terbagi menjadi lima varietas, yaitu mujair sisik putih, hitam, merah, abu-abu, dan abu-abu bercak putih.

Mujair adalah jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh berwarna abu-abu, hitam, ataupun cokelat. Tubuh mujair pipih dan memanjang serta dilengkapi garis vertikal, memiliki sisik kecil bertipe stenoid. Selain itu, ikan ini juga mempunyai sirip ekor dengan garis berwarna merah.

Warna tubuh ikan mujair tergantung pada lingkungan atau habitat tempat tinggalnya. Bentuk mulutnya cenderung besar dengan geligi halus yang terletak secara terminal atau di ujung tubuh.

Ikan ini memiliki linea lateralis yang tidak sempurna. Bahkan, bisa dikatakan terputus karena terbelah menjadi dua bagian. Jumlah sisik ikan mujair pada garis rusuk bagian atas sebanyak 18 hingga 21 disertai garis rusuk di bagian bawah sebanyak 10 hingga 15. Sirip dada dan perut berwarna hitam kemerahan. Lain halnya dengan sirip punggung dan sirip ekor yang berwarna kemerahan hanya pada bagian ujung.

Ikan mujair memiliki beberapa ciri khas dan karakteristik tertentu, seperti dagu berwarna kekuningan yang biasanya terlihat lebih jelas pada ikan jantan dewasa. Tidak hanya itu, panjang tubuh mujair mencapai dua hingga tiga kali dari tinggi badannya.

Ciri lain yang harus diperhatikan untuk membedakan induk jantan dan betina adalah tiga lubang pada bagian urogenital. Mujair betina memiliki lubang pengeluaran telur, dubur, dan lubang urine. Selain itu, ujung siripnya berwarna pucat kemerahan, warna dagu dan perut lebih putih, serta perut tidak mengeluarkan cairan saat ditekan.

Sementara mujair jantan hanya memiliki dua lubang pada bagian urogenital yang terdiri dari anus dan lubang sperma merangkap lubang urine. Ujung siripnya berwarna kemerahan, terang, dan jelas. Namun, warna perutnya lebih gelap, kehitaman, warna dagu hitam kemerahan, dan perutnya akan mengeluarkan cairan saat ditekan.

Baca Juga :  Kapan Musim Hujan Tiba? Ini Prediksi Lengkap BMKG

Nama mujair diambil dari penemu ikan ini. Menurut sejarah, ikan mujair ditemukan oleh Mbah Moedjair saat mencari ikan di muara Sunga Serang, selatan Blitar pada tahun 1939.

Beliau yang pertama kali menemukan ikan tersebut tertarik akan kebiasaan induk ikan yang seolah menelan anak-anaknya ketika ada ancaman bahaya dan kembali memuntahkannya ketika sudah aman. Dari sifat unik inilah kemudian beliau memeliharanya.

Budidaya ikan mujair yang dilakukan oleh Mbah Moedjair berhasil mengubah habitat yang tadinya hidup di air asin menjadi mampu hidup di kolam air tawar. Keberhasilan percobaan tersebut membuat mujair mudah dipelihara dan dibudiyakan. Namun sebelum itu, beliau harus melalui 11 kali percobaan dengan cara menurunkan kadar campuran air asin dalam gentong pemeliharaan.

Pada hasil percobaan yang ke 11, Mbah Moedjair berhasil mendapatkan 4 ekor ikan yang benar-benar bisa beradaptasi dengan lingkungan air tawar. Hasil budidaya tersebut kemudian disebar ke tetanganya dan sebagian lainnya dijual.

Bermula dari 4 ekor ikan hasil budidaya Mbah Moedjair, saat ini ikan mujair menjadi ikan favorit dan banyak dipeliahra di kolam, telaga, sungai, dan danau di Indonesia.

Berkat usahanya tersebut, Mbah Moedjair mendapatkan penghargaan berupa pemberian nama spesies ikan dari Pemeritahan Hindia Belanda melalui asisten residen Kediri. Sedangkan enghargaan dari Pemerintahan Republik Indonesia diberikan melalui Kementerian Pertanian pada tahun 1951, serta Penghargaan Internasional diperoleh dari Konsul Komite Perikanan Indo Pasifik pada tahun 1953.

Meski ditemukan di Indonesia, namun sebaran alami ikan ini berasal dari perairan Afrika, tepatnya di sekitar dataran rendah Zambesi, Shire, hingga Pantai Algoa. Saat ini, ikan mujair telah tersebar luas hingga ke lebih dari 90 negara di dunia, termasuk Indonesia.

Awalnya, mujair diperkenalkan sebagai ikan budidaya atau ikan komersial sejak penemuannya oleh Mbah Moedjair. Bahkan, di beberapa negara ada yang memperkenalkan ikan ini sebagai ikan hias.

Ikan mujair dapat ditemukan di beberapa jenis habitat, seperti air tawar, payau, hingga air laut dengan salinitas tinggi. Ikan ini mampu bertahan hidup dalam keadaan payau karena memiliki ketahanan dan toleransi terhadap salinitas serta rentang suhu luas. Menariknya, ikan yang juga dikenal sebagai ikan tropis ini jarang ditemukan di dataran tinggi atau pegunungan.

Baca Juga :  Produk Perikanan Indonesia Diterima 140 Negara Sepanjang 2024

Mujair termasuk golongan omnivora yang mengonsumsi aneka detritus, diatom, dan hewan invertebrata lain. Bahkan, ada juga mujair yang mengonsumsi alga serta fitoplankton. Sementara mujair juvenile atau ikan remaja bersifat karnivora dan kanibal.

Di alam liar, mujair hidup secara berkelompok yang umumnya berada di sekitar kawasan perairan tenang, seperti sungai, danau air tawar, dan bendungan. Mujair bisa dipelihara di dalam akuarium, tetapi pertumbuhannya tidak akan secepat jika dipelihara di kolam atau alam terbuka.

Ikan ini termasuk spesies yang mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang kurang ideal. Selain memiliki toleransi tinggi terhadap kadar garam dalam air, ikan ini juga mampu hidup di air yang mengandung amonia di atas rata-rata atau air dengan kandungan oksigen terbatas.

Jika kita berniat untuk memelihara ikan mujair di dalam kolam, sebaiknya membuat kolam dengan sistem pengairan mengalir demi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan tersebut. Selain itu, perhatikan pula tingkat keasaman air atau pH yang berkisar antara 5-8 dan suhu antara 20o hingga 27o Celsius. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan ini harus bersih, tidak tercemar, dan tidak terlalu keruh.

Meski ideal hidup di dataran rendah, ikan ini juga bisa tumbuh normal di lokasi pemeliharaan yang berada di ketinggian antara 150 hingga 1000 meter di atas permukaan laut (mdpl).

ikan ini juga memiliki kandungan gizi tinggi yang sangat berguna bagi kesehatan. Mengonsumsi ikan mujair secara rutin terbukti mampu menghambat berbagai dampak buruk dari penyakit kardiovaskular. Bahkan menurut para ahli gizi, mengonsumsi mujair sebanyak 30 gram sehari mampu menurunkan risiko kematian yang diakibatkan oleh penyakit jantung.

Follow WhatsApp Channel klopakindonesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Budidaya Ikan Gurame, Nila, Mas dan Sepat Siam Secara Bersamaan Dalam Satu Kolam
Budidaya Ikan Air Tawar Sistem RAS
10 Jenis Ikan Air Tawar Paling Banyak di Budidayakan
Gencar Promosi, Ekspor Perikanan Tembus 1.15 Juta Ton ke Pasar Global
Produk Perikanan Indonesia Diterima 140 Negara Sepanjang 2024
Budidaya Ikan Gabus
Budidaya Belut
Manfaat Makan Ikan Tawes Untuk Kesehatan Tubuh
Berita ini 8 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 23 Februari 2025 - 17:02 WIB

Budidaya Ikan Gurame, Nila, Mas dan Sepat Siam Secara Bersamaan Dalam Satu Kolam

Sabtu, 4 Januari 2025 - 21:09 WIB

Budidaya Ikan Air Tawar Sistem RAS

Jumat, 20 Desember 2024 - 10:59 WIB

10 Jenis Ikan Air Tawar Paling Banyak di Budidayakan

Rabu, 18 Desember 2024 - 08:05 WIB

Gencar Promosi, Ekspor Perikanan Tembus 1.15 Juta Ton ke Pasar Global

Rabu, 18 Desember 2024 - 08:01 WIB

Produk Perikanan Indonesia Diterima 140 Negara Sepanjang 2024

Berita Terbaru

SEPUTAR BANDUNG RAYA

Urbanisasi Pascamudik, Pemkot Bandung Perketat Pengawasan Pendatang

Selasa, 1 Apr 2025 - 14:09 WIB