Gurame Soang merupakan salah satu varietas ikan gurame (Osphronemus goramy) yang paling populer di kalangan pembudidaya ikan air tawar di Indonesia. Ukurannya yang besar, pertumbuhan cepat, serta daya adaptasinya yang tinggi terhadap berbagai kondisi lingkungan membuat gurame ini menjadi primadona, baik untuk konsumsi lokal maupun pasar industri kuliner skala besar.
Apa Itu Gurame Soang?
Gurame Soang adalah jenis gurame hasil seleksi atau pengembangan dari populasi gurame lokal. Nama “soang” (yang dalam bahasa Sunda berarti angsa) diberikan karena kepala gurame jenis ini memiliki tonjolan seperti paruh angsa ketika sudah dewasa, terutama pada jantan. Ciri khas lainnya adalah ukuran tubuh yang lebih panjang, postur yang tegap, dan warna sisik keperakan atau abu-abu cerah.
Ukuran gurame soang dapat mencapai 3 hingga 4 kilogram per ekor dalam waktu kurang dari satu tahun, menjadikannya salah satu gurame dengan pertumbuhan tercepat dan bobot terbesar yang tersedia di pasaran.
Mengapa Gurame Soang Paling Banyak Dibudidayakan?
1. Pertumbuhan Lebih Cepat
Salah satu keunggulan utama gurame soang adalah kecepatannya dalam tumbuh. Dibandingkan jenis gurame lain seperti gurame Jepang, Batu, atau Porselen, gurame soang membutuhkan waktu panen yang lebih singkat, yakni 8–10 bulan untuk mencapai ukuran konsumsi (±1 kg), sementara jenis lain bisa memakan waktu hingga 14 bulan atau lebih.
2. Ukuran Tubuh Lebih Besar
Selain cepat tumbuh, gurame soang juga memiliki potensi ukuran yang sangat besar. Dalam kondisi optimal, ikan ini dapat mencapai berat 3–4 kg per ekor. Hal ini sangat menguntungkan bagi pembudidaya karena bobot berbanding lurus dengan nilai jual.
3. Efisiensi Pakan Tinggi
Gurame soang dikenal memiliki rasio konversi pakan ke daging (Feed Conversion Ratio/FCR) yang baik. Artinya, pakan yang diberikan akan lebih efisien diubah menjadi bobot tubuh. Hal ini tentu berdampak langsung pada keuntungan ekonomi pembudidaya.
4. Permintaan Pasar Tinggi
Dengan ukuran tubuh yang besar dan tampilan menarik, gurame soang banyak diminati oleh rumah makan, restoran, hotel, serta pasar ekspor. Konsumen pun menyukai jenis ini karena dagingnya tebal, teksturnya lembut, dan sedikit duri halus.
5. Tahan Terhadap Perubahan Lingkungan
Dibandingkan gurame Jepang atau Porselen yang sensitif terhadap kualitas air, gurame soang mampu bertahan di berbagai kondisi kolam — mulai dari kolam tanah, beton, hingga kolam terpal. Ini menjadikannya lebih mudah dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia.
Kehidupan Gurame Soang di Alam
Secara alami, gurame merupakan ikan yang hidup di perairan tawar yang tenang seperti danau, rawa, dan sungai dengan arus lambat. Gurame soang, meskipun merupakan hasil domestikasi, tetap mempertahankan sifat-sifat dasarnya, seperti:
- Lebih aktif di pagi dan sore hari (diurnal)
- Menyukai tempat berlindung seperti rimbunan tanaman air
- Mengambil udara langsung ke permukaan (labyrinth fish)
Dalam lingkungan alami atau semi-liar, gurame soang akan membuat sarang dari rumput atau tumbuhan air untuk bertelur. Pejantan biasanya bertanggung jawab merawat telur sampai menetas. Namun di kolam budidaya, proses ini bisa dimodifikasi dengan pemijahan semi alami atau buatan agar hasil lebih terkontrol.
Perbandingan dengan Jenis Gurame Lain
Jenis Gurame | Kecepatan Tumbuh | Ukuran Maksimum | Ketahanan | Popularitas Budidaya |
---|---|---|---|---|
Soang | Cepat | 3–4 kg | Tinggi | Sangat tinggi |
Jepang | Sedang | 1,5–2 kg | Sedang | Tinggi |
Batu | Lambat | 1–1,5 kg | Tinggi | Rendah |
Porselen | Sedang | 2–2,5 kg | Rendah | Terbatas |
Penutup
Kombinasi antara pertumbuhan yang cepat, ukuran besar, daya adaptasi tinggi, dan permintaan pasar yang stabil menjadikan gurame soang sebagai pilihan paling logis dan menguntungkan bagi pembudidaya di seluruh Indonesia. Tidak heran jika jenis ini mendominasi pasar gurame nasional dan menjadi tulang punggung industri budidaya ikan konsumsi air tawar di banyak daerah.