Bandung, 24 Oktober 2025 – Sebagai bagian dari komitmen untuk menjadi pemain kunci dalam industri vaksin global, PT Bio Farma (Persero) terus memperkuat kontribusinya melalui partisipasi aktif dalam jaringan internasional Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DCVMN). Tahun 2025 menjadi momentum penting bagi Bio Farma, tidak hanya karena menjadi co-host penyelenggaraan 26th DCVMN Annual General Meeting (AGM) yang akan digelar di Bali pada 29 – 31 Oktober 2025, tetapi juga melalui keterlibatan aktif di berbagai expert working groups DCVMN.
Sejak berdiri pada tahun 2000, DCVMN telah menjadi wadah kolaborasi strategis untuk memperkuat kemandirian vaksin negara berkembang melalui empat pilar utama, yaitu, advokasi, pelatihan, kemitraan, dan jejaring. Melalui advokasi, organisasi ini menjadi sarana untuk menyuarakan suara kolektif produsen vaksin di forum global seperti WHO, Gavi, CEPI, UNICEF, Gates Foundation, PATH, dan lembaga pendanaan untuk memperjuangkan akses vaksin yang merata bagi seluruh masyarakat dunia. Di bidang pelatihan, DCVMN meningkatkan kapasitas teknis dan manajerial anggota melalui e-learning, workshop, dan pelatihan berbasis teknologi. Sementara pilar kemitraan berfokus pada kolaborasi strategis untuk memperkuat alih teknologi, inovasi riset, serta pendanaan berkelanjutan dalam pengembangan vaksin.
Salah satu inisiatif penting DCVMN adalah pembentukan expert working groups yang menjadi fforum kolaboratif lintas negara yang berperan dalam merancang solusi teknis, berbagi praktik terbaik, dan menyusun rekomendasi kebijakan terkait pengujian mutu vaksin, rantai pasok dan traceability, pengembangan klinis, regulasi, pharmacovigilance, hingga keberlanjutan industri. Melalui forum ini, para ahli turut memperkuat standar global manufaktur vaksin agar proses produksinya tetap aman, efisien, dan selaras dengan praktik terbaik internasional. Working groups juga menjadi wadah penting bagi transfer pengetahuan, standardisasi proses, serta peningkatan kapasitas manufaktur vaksin di negara berkembang.
CEO DCVMN, Rajinder Suri, menjelaskan bahwa hingga tahun ini anggota DCVMN telah mencatat lebih dari 115 kolaborasi sepanjang 2021 – 2025, di antaranya 41 kolaborasi Selatan-Selatan (South-South Collaboration). “Melalui working groups, perspektif produsen vaksin di negara berkembang diterjemahkan menjadi aksi nyata yang berfokus pada kebijakan dan peningkatan kapasitas praktis,” ujar Rajinder. “Dengan mengonversi tantangan di lapangan menjadi bukti ilmiah, pelatihan, dan dialog terarah bersama WHO serta regulator nasional, working groups ini menghasilkan keluaran nyata seperti peningkatan prediktabilitas regulasi, penguatan rantai pasok, serta peningkatan pharmacovigilance dan keberlanjutan industri.”
Rangkaian kegiatan DCVMN tahun ini mencakup pengembangan modul e-learning tentang post-approval changes, analisis kematangan pharmacovigilance yang disertai workshop di New Delhi, studi air freight volumetrics, survei jaringan yang menghasilkan publikasi di jurnal bereputasi tentang kontribusi anggota DCVMN selama pandemi COVID-19, serta pengembangan Healthy Industry Framework, sebuah inisiatif strategis untuk menciptakan mekanisme matchmaking dan Dashboard of Opportunities yang memandu mitra pendanaan dan kolaborator global.
“Seluruh aktivitas ini adalah untuk memastikan realitas lapangan yang dihadapi para produsen menjadi dasar pengambilan keputusan, sekaligus menjamin akses vaksin yang aman, terjangkau, dan tepat waktu,” tambahnya.
Sebagai motor penggerak kolaborasi antar produsen vaksin negara berkembang, sejumlah ahli dari Bio Farma turut serta berperan aktif dalam expert working groups DCVMN. Beberapa ahli Bio Farma yang berpartisipasi aktif dalam forum tersebut antara lain:
Rini Mulia Sari, Clinical Trial Working Group Team
Taufik Wilmansyah, Supply Chain Working Group Team
Acep Riza Wijayadikusumah, Design of Experiment (DoE) Working Group Team
Viska Indriani, Co-Chair Pharmacovigilance Working Group DCVMN
Indra Gunawan Setiadi, Manufacturing Science Working Group Team
Irma Riyanti, DCVMN 3R (Replace,Reduce,Refine) Working Group Team
Dea Marsendah, Training Working Group Team
Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya menyampaikan “Keterlibatan aktif para ahli Bio Farma dalam expert working groups DCVMN menjadi bukti bahwa Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi kesehatan global, tetapi juga turut membentuk arah dan standar baru dalam pengembangan vaksin dunia. Ini adalah langkah konkret menuju kemandirian dan ketahanan kesehatan global yang berkeadilan.”
Para ahli Bio Farma yang tergabung dalam expert working groups DCVMN berasal dari berbagai bidang keahlian, mencerminkan kapasitas perusahaan sebagai organisasi yang tidak hanya unggul dalam produksi vaksin, tetapi juga dalam riset, regulasi, rantai pasok hingga keberlanjutan industri kesehatan.
Partisipasi aktif para ahli Bio Farma di DCVMN juga menjadi wujud nyata komitmen Perusahaan dalam mengembangkan talenta global, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu simpul inovasi dan kolaborasi di bidang vaksin dan bioteknologi.
Melalui penyelenggaraan 26th DCVMN AGM di Bali pada 29 – 31 Oktober 2025, Bio Farma dan DCVMN menegaskan komitmen bersama untuk memperkuat kolaborasi, mendorong inovasi, dan membangun sistem kesehatan global yang berkelanjutan demi tercapainya akses vaksin yang merata dan berkeadilan bagi seluruh masyarakat dunia.
















